Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2023

BAB III Berjuang Diantara Gemerlap Bintang

 Nilai ebtanas saya bagus dan tertinggi di sekolah. Walaupun hanya bernilai 33, 14  tetapi nilai itu menjadi nilai terbaik di sekolahku waktu itu. Bapak dan ibu guru menyemangati saya untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka juga menyampaikan pesan itu kepada bapak saya. Bapak saya jadi bersemangat untuk menyekolahkan saya ke SLTP. Di Kecamatan Ajibarang , Kabupaten Banyumas hanya ada 5 SLTP yang bisa saya masuki. SLTP Negeri 1 Ajibarang, SLTP Negeri 2 Ajibarang, SLTP Negeri 3 Ajibarang, SLTP Muhammadiyah Ajibarang dan SLTP Ma'arif NU Ajibarang.  SLTP Negeri 1 Ajibarang, Kabupaten Banyumas merupakan SLTP yang terfavorit waktu itu. Untuk bisa masuk ke SLTP Negeri 1 Ajibarang harus mampu bersaing dalam hal nilai ujian ebtanas ( NEM ). SLTP Negeri 1 Ajibarang menerima siswa kelas 1 sejumlah 6 kelas, tiap kelas berisi 40 siswa. Kalau dijumlahkan SLTP Negeri 1 Ajibarang menerima jumlah siswa kelas 1 sejumlah 240 siswa. Cukup banyak sebenarnya. Tetapi untuk masuk ke SLTP N 1

Kehidupanku Mengalir Seperti Air

 Lanjutan  Nama saya Septiyowati, anak kedua dari 5 bersaudara. Saya dilahirkan di sebuah kota kecamatan yang lumayan ramai, karena masih menjadi jalur utama bus jurusan Purwokerto - Jakarta. Desanya bernama Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Lahir pada hari Minggu Wage, tanggal 22 September 1974 bertepatan dengan 6 Ramadhan 1394. Saya dari dari seorang ibu yang bernama Munjiati, seorang wanita yang hanya lulusan SD tetapi sangat bersahaja dan bertanggung jawab terhadap keluarganya. Kegiatan sehari - hari ibu saya adalah berdagang di pasar dekat rumah membantu bapak saya yang juga seorang pedagang. Bapak saya bernama Slamet Muharjo, seorang  lelaki yang sangat kuat dan kekar, yang pantang menyerah dalam mencari nafkah. Membawa dagangan tanpa lelah dari satu desa ke desa yang lain. Bapak sampai ke rumah mba dukun bayi yang bernama Mbah Awi ba'da isya. Mbah Awi rumahnya berada di desa sebelah yang bernama Pancasan. Jaraknya cukup jauh, bapak saya hanya berjalan