BAB III Berjuang Diantara Gemerlap Bintang

 Nilai ebtanas saya bagus dan tertinggi di sekolah. Walaupun hanya bernilai 33, 14  tetapi nilai itu menjadi nilai terbaik di sekolahku waktu itu. Bapak dan ibu guru menyemangati saya untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka juga menyampaikan pesan itu kepada bapak saya. Bapak saya jadi bersemangat untuk menyekolahkan saya ke SLTP. Di Kecamatan Ajibarang , Kabupaten Banyumas hanya ada 5 SLTP yang bisa saya masuki. SLTP Negeri 1 Ajibarang, SLTP Negeri 2 Ajibarang, SLTP Negeri 3 Ajibarang, SLTP Muhammadiyah Ajibarang dan SLTP Ma'arif NU Ajibarang. 

SLTP Negeri 1 Ajibarang, Kabupaten Banyumas merupakan SLTP yang terfavorit waktu itu. Untuk bisa masuk ke SLTP Negeri 1 Ajibarang harus mampu bersaing dalam hal nilai ujian ebtanas ( NEM ). SLTP Negeri 1 Ajibarang menerima siswa kelas 1 sejumlah 6 kelas, tiap kelas berisi 40 siswa. Kalau dijumlahkan SLTP Negeri 1 Ajibarang menerima jumlah siswa kelas 1 sejumlah 240 siswa. Cukup banyak sebenarnya. Tetapi untuk masuk ke SLTP N 1 Ajibarang sangat sulit, karena hanya menerima nilai ujian ebtanas (NEM) yang terbaik saja. Melalui penyaringan nilai ujian yang sangat ketat, bahkan yang notabene anak guru Di SLTP N 1 Ajibarang pun tidak bisa masuk apabila nilai ujian sekolahnya tidak memenuhi kriteria. 

Dengan berbekal nilai ujian yang tertinggi di sekolah dasar, semua guru dan juga orang tua saya menyarankan untuk masuk ke SLTP N 1 Ajibarang. Sebenarnya saya ragu dan minder, nilai NEM saya hanya 33, 29. Walaupun tertinggi di  SD N III Ajibarang, tetapi untuk bersaing nilai ujian di SLTP N 1 Ajibarang sangat berat, karena  biasanya nem yang masuk ke SLTP N 1 Ajibarang banyak yang hampir sempurna yaitu 42,00.

Akhirnya dengan memberanikan diri, saya mendaftar di SLTP N 1 Ajibarang. Saya mendaftar sendiri, karena lokasi SLTP N 1 Ajibarang masih di kota Kecamatan Ajibarang. Hanya berjarak 300 meter dari rumah. Sampai di pelataran SLTP N 1 Ajibarang, saya merasa terasing sendirian. Banyak diantara pendaftar yang diantar oleh ayah atau ibunya, saya hanya sendirian. Perasaan minder pun muncul. Akhirnya setelah cukup lama berdiri di depan gerbang SLTP N 1 Ajibarang, saya memberanikan diri masuk dan bertanya kepada satpam dimana tempat pendaftaran siswa baru. Dengan ramah pak satpam menunjukkan ruang pendaftaran siswa baru. Dengan semangat saya bergegas masuk ke ruang pendaftaran siswa baru, bergabung dengan para pendaftar yang lain.

Di dalam sudah banyak pendaftar, saya agak grogi juga. Tetapi keberanikan diri untuk masuk dan bergabung dengan para siswa dan orang tua wali. Proses pendaftaran berlangsung lama, karena memblundaknya para pendaftar. Memang SLTP N 1 Ajibarang merupakan SLTP favorit di Kecamatan Ajibarang. Siswa dari berbagai daerah sekitar seperti Wangon, bumiayu, Cilongok, karang lewas bahkan daerah Purwokerto banyak yang mendaftar di SLTP 1 Ajibarang. Akhirnya setelah menunggu istirahat siang, proses pendaftaran saya di SLTPN 1 Ajibarang selesai sudah, saya pun bergegas pulang melewati jalan raya yang panas. 

Setelah satu Minggu, pengumuman pun dilaksanakan. Lagi-lagi aku berangkat sendirian untuk melihat pengumuman. Saya masuki pintu gerbang dengan degub jantung yang tidak karuan. Walaupun nilai saya tertinggi di sekolah saya waktu itu, tidak sebanding dengan teman-teman yang sudah mendaftar di SLTP N 1 Ajibarang waktu itu. Banyak diantara mereka yang NEM nya mencapai 40, 00 keatas. Dalam hati saya pun pasrah apabila tidak diterima. Saya pun sudah bersiap-siap mendaftar di SLTP N 2 atau SLTP N 3 Ajibarang.

Rasa penasaran yang mengganggu, membuat saya merangsak masuk ke dalam kerumunan para orang tua yang juga sedang melihat hasil pengumuman putra putrinya. Dengan postur tubuh kecil kerempeng, saya berhasil masuk ke posisi paling depan. Saya lihat satu per satu nama anak yang diterima beserta NEM nya. Wow, saya terkesima dengan nilai rangking pertama yang diterima di SLTP N 1 Ajibarang dengan nilai 44, 46. Nyali saya menciut, akankah saya diterima. Saya bergeser ke samping kanan menunju rangking yang banyak, sekaligus melihat nilai NEM terendah yang diterima. Saya ucapkan syukur Alhamdulillah, ternyata nama saya ada di deretan nomer 3 dari bawah. Nilai NEM yang terendah yang diterima di SLTP N 1 Ajibarang adalah 33,00. Tak henti-hentinya saya ucapkan syukur kepada Allah atas kesempatan saya menimba ilmu di SLTP terfavorit di Kecamatan Ajibarang.

Masa orientasi sekolah pun dilaksanakan. Para siswa baru diperkenalkan dengan sekolahnya dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang menantang keberanian siswa untuk tampil.  Dari masa orientasi ini semakin terlihat bakat siswa siswa baru. Dimasa orientasi ini, kami para siswa baru tidak diperkenankan memakai tas baru, tetapi kami harus memakai tas yang terbuat dari kresek yang talinya terbuat dari tali rafia. Bagi siswa perempuan diharuskan memakai pita dari rafia yang warnanya disesuaikan dari panitia. Tidak lupa kami juga harus memakai topi kertas yang telah dibuat sendiri. 

Di masa SLTP, saya senang sekali berangkat melewati jalan pintas, tidak melewati jalan raya besar, tetapi melewati rumah-rumah penduduk yang hawanya adem. Saya susuri lorong-lorong jalan setapak, melewati belakang bangunan BRI belok kanan kemudian lurus sampai jalan besar. Di hadapan berdiri kokoh SLTP kebanggaan masyarakat Ajibarang waktu itu. Untuk pulangnya, saya lebih suka lewat jalan besar karena harus mampir di pasar dulu menemui ibu yang sedang berdagang buah. Letak pasar di pertigaan Ajibarang yang hanya  terhalang beberapa toko dari SLTP N 1 Ajibarang. Saya sering menemui ibu di pasar untuk mengambil lauk makan siang keluarga. Setelah mengambil lauk, saya melanjutkan perjalanan dengan menyeberangi jalan dan jalan lurus menuju ke selatan kira2 500 meter barulah sampai di komplek rumah saya.

Masa orientasi yang berlangsung selama seminggu pun selesai. Kami masuk pembelajaran seperti biasa. Saya masuk ke kelas 1E yang kelasnya berada di pojok dekat dengan kantin. Bahkan ketika kami malas keluar kelas, kami bisa membeli jajan lewat tralis jendela kelas, sambil berteriak kepada ibu pedagang jajan. Para ibu pedagang pun dengan senang hati melayani kami. Wali kelas kami waktu itu adalah Ibu Solikha. Ibu guru dengan perawakan kecil dan cantik yang selalu tersenyum untuk kami. Di kelas 1 ini, saya berjanji pada diriku sendiri untuk selalu belajar, apalagi di SLTP N 1 Ajibarang ini saingan sangat ketat, saya yang nem nya dibawah malu kalau nanti nilainya jelek. Oleh karena itu, saya selalu menyempatkan untuk belajar. Alhamdulillah hasil belajar saya tidak mengecewakan, saya berhasil meraih rangking 7 dari 46 siswa di semester 1 dan di semester 2 meningkat lagi menjadi rangking 5 dari 46 siswa. Saya pun berhasil naik ke kelas 2 dengan sukses.

Di kelas 2, saya masih menempati kelas 2E yang ruang kelasnya kebetulan masih menyatu dengan laboratorium biologi. Setiap hari kami harus menahan bau entah apa yang sedikit mengganggu pembelajaran. Kami pun juga harus  berbaur dengan patung manusia yang bagian perutnya terlihat dan berbagai peralatan lain yang biasanya digunakan untuk praktek biologi. Di kelas 2E, kami didampingi oleh seorang wali kelas yang sangat kharismatik bernama Bapak Djamali. Beliau seorang guru  agama yang murah senyum dan sangat dekat dengan murid-muridnya. Di kelas 2 ini pun, prestasi saya masih bertahan. Di semester pertama rangking 6 dari 46 siswa dan disemester 2 rangking 5 dari 46 siswa. Lagi-lagi saya pun naik kelas tanpa bermasalah.

Di kelas 3, saya masuk ke kelas 3E. Mungkin hanya saya yang tidak pernah berganti kelas selalu saja di kelas E terus, padahal teman teman setiap tahun berganti kelas karena kelas di SLTP N 1 Ajibarang ada kelas A, B, C, D, E, dan F. Mungkin sudah nasib saya selalu di kelas E. Kelas 3E dibimbing oleh wali kelas Bapak Sukamto. Beliau orang yang sangat sabar dan penyayang. Lagi-lagi di kelas 3 pun prestasi saya masih bertahan, pada semester pertama ada peningkatan, saya mendapat rangking 4, tetapi pada semester 2 saya mendapat rangking 5 lagi.

Di SLTP N 1 Ajibarang setiap mengadakan ulangan tengah semester dan ulangan semester selalu diadakan pemajangan nilai dari seluruh siswa kelas 1 sampai kelas 3. Tiap kelas di rangking keseluruhan dari kelas A sampai F. Misalnya kelas 1, semua nilai dari kelas 1A sampai kelas 1F di dijadikan satu dan dirangking, yang berhak dipajang adalah nilai yang jumlah nilainya minimal 42,00. Alhamdulillah, walaupun saya ketika masuk hanya rangking 3 dari bawah, tetapi selama mengikuti pembelajaran di SLTP N 1 Ajibarang, saya tidak ketinggalan bahkan nilai saya selalu dipajang di papan pengumuman yang bentuknya panjang sekali, karena nilai ulangan saya selalu di atas 42,00. Dan dikelas pun saya tidak ketinggalan selalu ikut rangking 10 besar di kelas.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Festival Balon Udara Cappadocia Kearifan Lokal Wonosobo

RESUME PERTEMUAN KE 30

RESUME PERTEMUAN KE 7