Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

BAB VII

 BAB VII KISAH PERJALANAN MENJADI PAHLAWAN TANPA TANDA JASA  Setelah menikah, kami telah tinggal di Ajibarang, Kabupaten Banyumas hanya 2 hari, sekedar mengurus perlengkapan nikah yang belum selesai. Selanjutnya kami berangkat ke Wonosobo, tepatnya di rumah dinas pendidikan Kabupaten Wonosobo, di Dusun Wonosari, Desa Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Rumah kecil yang sangat sederhana dengan perabotan seadanya, kami arungi kehidupan rumah tangga dengan suka cita.  Saya menghabiskan waktu satu Minggu bersama suami di desa nan sejuk dan asri, selanjutnya kami berpisah untuk sementara waktu, karena saya masih mempunyai tugas untuk menyelesaikan tugas akhir  skripsi. Saya terpaksa memakai KB kalender untuk menghindari kehamilan, karena tugas akhir yang belum selesai. Saya hanya akan menemui suami apabila di jadwal kalender  benar-benar aman artinya masa subur saya sudah berlalu. Hal itu kami lakukan hampir selama 7 bulan. Selama 7 bulan, saya berjuang menyelesaikan skripsi sekaligus ujian skrips

BAB VI MELANGKAH KE JENJANG PERNIKAHAN

  BAB VI  MELANGKAH KE JENJANG PERNIKAHAN Awal perkenalan saya dengan suami ketika  masa SMA kelas 3. Sebenarnya saya dan suami bertetangga beda desa, cukup dekat sekitar 500 meter dari rumah saya. Tetapi karena suami saya bersekolah di luar kota dan langsung bekerja, jadi jarang pulang dan tidak pernah bertemu sama sekali. Pada tahun 1994, suami saya disuruh pulang untuk menemani ibunya karena adik-adik perempuannya sudah menikah dan mengikuti suami mereka. Sejak saat itu, suami saya mulai bekerja serabutan dari berjualan tas, dompet, sampai perhiasan rambut bahkan bekerja di perusaan roti rumahan dan tukang las listrik pun dijalani. Di sela-sela kesibukan bekerja, suami saya sering bermain ke kampung sebelah dan sering bermain di rumah bulik saya. Qodarullah saya pun hampir setiap hari bermain dirumah bulik untuk membantu menata barang dagangan punya bulik. Dari sinilah perkenalan saya dan suami bermula.