BAB V

 BAB V

SUKA DUKA MENIMBA ILMU DI KOTA PELAJAR

Masa-masa indah SMA telah berlalu, kini masanya untuk berjuang kembali meraih asa dan masa depan yang masih tanda tanya.

Saya pergi ke Jogjakarta diantar bapak. Saya dan bapak saya sama-sama buta akan kota Jogja, sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di kota pelajar tersebut. Kami berangkat dari rumah jam 12 malam. Kebetulan rumah saya ada di kota kecamatan yang biasa dilewati bus yang berasal dari Tegal, Bandung dan Jakarta. Jam berapa pun kami bisa naik bis menuju kota Purwokerto. Kami mendapatkan bus jurusan Bandung yang mau menuju ke purwokerto. Di Kota Purwokerto terdapat terminal bis yang menyediakan angkutan antar kota antar provinsi dengan sangat lengkap, termasuk jurusan ke Jogja yang ada jam pemberangkatan setiap 1 jam sekali.

Sesampainya di Terminal Purwokerto, saya dan bapak mencari bus jurusan Jogjakarta, dan langsung ketemu bus yang terparkir di deretan terminal. Setelah memastikan bus yang mau kami tumpang benar, kami naik dan menunggu beberapa saat sambil menunggu bus penuh. Bus pun berjalan setelah menunggu 30 menit. 

Adzan subuh terdengar ketika kami memasuki Terminal Umbul Harjo Jogjakarta. Saya dan bapak segera menuju ke mushola Terminal Umbul Harjo untuk  membersihkan diri dan sholat subuh. Kami menyempatkan untuk sarapan di Terminal Umbul Harjo. Kami masuk ke salah satu warung yang berjejer di pinggir terminal dan memesan gudeg, makanan khas Jogjakarta. Begitu gudeg masuk ke mulut, kurasakan rasa yang aneh, manis sekali di mulut. Ingin saya muntahkan tetapi tidak enak dengan pedagang yang sedang cerita dengan wajah ramah. Saya hanya bisa menelan gudeg yang ada di mulut tanpa mengunyah. Saya tidak terbiasa makanan manis karena saya orang Banyumas yang terbiasa dengan makanan asin.

Acara hari pertama di Jogja adalah registrasi mahasiswa baru dan mencari kos-kosan. Setelah selesai sarapan, saya dan bapak berangkat menuju kampus IKIP Negeri Jogjakarta.  Kami berangkat jam 6 pagi dari terminal, kami sengaja berangkat pagi karena pada dasarnya kami sama sekali tidak tau arah dan masih buta dengan kota Jogjakarta, maka kami memutuskan untuk berangkat lebih pagi. Kami sampai kampus jam 6.30, padahal registrasi dimulai jam 9.00. Kampus IKIP Negeri Jogjakarta masih sepi, hanya ada beberapa mahasiswa yang ada di kampus. Mereka adalah teman-teman saya yang sama-sama mau registrasi dan berasal dari luar kota.

Sambil menunggu waktu, saya jalan-jalan mulai dari fakultas bahasa dan seni, fakultas ilmu pengetahuan sosial, fakultas MIPA dan fakultas olahraga. Betapa bagus dan megahnya kampus saya. Apalagi ketika memasuki gedung auditorium, betapa megahnya. Gedung auditorium begitu besar, halamannya sangat luas dan tamannya sangat indah dan rapi.

Jam 9.00 saya sudah berada di ruang kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni. Saya membayangkan akan bertemu dengan teman-teman yang sangat banyak. Tetapi saya hanya mendapati 9 teman saja, 10 orang dengan saya sendiri. Ternyata registrasinya dibuat perjurusan jadi lebih efektif.  Jurusan Bahasa Perancis yang diterima melalui pemilihan bibit unggul hanya 10 mahasiswa termasuk saya sendiri dari pemilihan siswa SMA di seluruh Indonesia. Puji sukur saya panjatkan kehadirat Allah telah menjadi salah satu dari 10 mahasiswa yang diterima dari siswa se Indonesia di jurusan Pendidikan Bahasa Perancis di Kampus IKIP Negeri Jogjakarta. 

Saya berkenalan  dengan beberapa teman. Ada anting Jatiningtiyas, Ardani dan Waginem Tularsih dari Jogja, Jati Kentura dari Magelang dan lain-lain. Anting Jatiningtiyas adalah teman yang pertama kali berkenalan dengan saya. Kebetulan Anting diantar oleh bapaknya, maka bapak saya pun ikut berkenalan dan mereka bisa ngobrol lama sambil menunggu registrasi berlangsung. 

Pertama kali berkenalan dengan Anting temanku, saya sempat senyum senyum sendiri, teringat anting-anting perhiasan yang sering menggelantung di telinga. Anting anaknya sangat baik. Walaupun perawakannya besar dan kuat, tetapi hatinya lembut.  Kamu pun semakin akrab. Jam 1 siang registrasi selesai, kami saling berpamitan untuk berpisah sementara. Saya dan Anting berjalan bersama mencari beradaan bapak kami yang tadi berada dibawah pohon di dekat lapangan Pancasila. Setelah ngobrol sebentar, bapaknya anting menawari kami untuk mengantar mencari kos-kosan.  Tawaran itupun kami terima dengan senang hati karena pada dasarnya kami tidak tahu apa-apa tentang Kota Jogja. Akhirnya kami menemukan sebuah kos kosan yang terletak di pinggir dusun Karang Malang, rumah kos yang berada dipinggiran lembah perbatasan antara IKIP Negeri Jogjakarta dengan Kampus UGM. Tapi sayangnya kos-kosan itu belum 100 persen selesai pengerjaannya, masih sekitar 1 Minggu lagi baru bisa ditempati. Akhirnya bapaknya Anting menawariku untuk menginap di rumahnya sebelum saya dapat kos kosan. Dengan senang hati, saya terima tawarannya. Saya juga bingung mau nginap dimana lagi, padahal besoknya masih ada kegiatan di kampus. 

Keesokan harinya, saya dan Anting pergi ke kampus bersama-sama. Menyelesaikan registrasi dan pembinaan serta pengarahan mahasiswa baru. Setelah duhur acara baru selesai. Saya berniat pulang ke Ajibarang karena pembekalan mahasiswa baru akan dimulai 1 Minggu yang akan datang. Anting berniat untuk mengantarkan saya ke terminal, tetapi saya tolak, saya hanya minta diantar sampai angkutan yang menuju ke terminal saja. 

1 Minggu kemudian. Pembekalan mahasiswa baru IKIP Negeri Yogyakarta dimulai. Disini kami diperkenalkan dengan lingkungan kampus IKIP N Jogjakarta. Berbagai macam kampus. dan kegiatan yang ada di dalamnya.  Kegiatan awal difokuskan di lapangan Pancasila yang merupakan lapangan  utama kampus IKIP N Jogjakarta.

Pembekalan selanjutnya dilakukan di fakultasnya masing-masing. Saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Fakultas seni dan bahasa berkumpul di halaman fakultas seni dan bahasa sebelah barat. Senang sekali berkumpul disini. Kami lebih fokus dan mampu memahami teman-teman dari berbagai jurusan terutama jurusan-jurusan yang ada di fakultas seni dan bahasa seperti jurusan bahasa Indonesia, jurusan bahasa Inggris, jurusan bahasa Perancis, jurusan bahasa Jerman, jurusan bahasa Jawa, jurusan seni rupa, jurusan seni tari, dan jurusan seni lainnya. 

Tidak terasa 4 tahun menjalani proses kuliah dengan suka dan dukanya. Nilai IPK pun tidak mengecewakan. Tinggal satu langkah lagi, saya pun bisa lulus dari IKIP Negeri Jogjakarta. Proses pembuatan tugas akhir alias skripsi berjalan sangat lama. Skripsi yang dilakukan waktu itu memerlukan dosen pembimbing lintas jurusan. Saya waktu itu mendapatkan Dosen pembimbing Alice Armini dari Bahasa Perancis  dan  dan Bapak Burhanudin yang berasal dari jurusan bahasa Indonesia. Bu Alice bertugas untuk memantau perkembangan isi bahasa Perancis ya sedangkan Bapak Burhan bertugas untuk memantau cara penulisan dan ejaan eyd dalam skripsi.  3 semester sudah saya menyelesaikan skripsi, akhirnya berhasil ujian dengan nilai B, kurang memuaskan sebenarnya, tetapi melihat perjuangan yang cukup panjang dan melelahkan membuat saya berpuas diri  dengan nilai tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Festival Balon Udara Cappadocia Kearifan Lokal Wonosobo

RESUME PERTEMUAN KE 30

RESUME PERTEMUAN KE 7