Perintis kebaikan
Perjalanan hidupku dari masa kanak-kanak jauh sekali dari agama. Dari kecil kami dibiarkan tidak mengerjakan sholat, kalau pun mengerjakan sholat, itupun karena meniru teman yang kebetulan juga mengerjakan rame rame. Menjalankan puasa pun juga seenaknya sendiri. Siang hari apabila tidak kuat menahan lapar dan dahaga, dengan mudahnya kami berbuka, orangtuaku pun tidak marah, karena menganggap kami masih kecil. Hal itu membuat kami tidak ada semangat untuk melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh sungguh. Mengaji pun juga seperti itu, karena banyak teman yang ikut dan kebetulan tempat ngajinya juga dekat rumah, sehingga mau tidak mau ikut ngaji juga. Dan Alhamdulillah ngajinya berhasil membuat saya bisa membaca Al Qur'an. Menginjak dewasa, saya masih ikut mengaji tetapi hanya mengaji tahlilan dan perjanjen saja, sama sekali tidak ada kajian sama sekali. Hal itu membuat saya jadi buta dengan ilmu-ilmu agama. Mendapatkan ilmu agama hanya sekali setahun saja, ketika ada pengajian Akbar,...